Entri Populer
-
Definisi Pengusaha J.B. Say seorang ekonom Peracis pada awal abad 19 dihargai secara umum dengan mengenali bahwa seorang pengusaha dalam mas...
-
P erbedaan antara seorang wirausahawan dengan pengusaha seringkali menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Biasanya wirausahaw...
-
Sekarang marilah kita renungkan mengapa saya menganjurkan Anda jangan mau jadi orang gajian seumur hidup. Bayangkan berapa gaji yang akan An...
-
P.R.I.N.C.I.P.L.E.S. Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wira¬usaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring...
-
Pernah berbincang, atau membaca kisah wirausahawan senior? Sebagian dari mereka, membanggakan prestasinya bukan karena mereka bersekolah ti...
-
Seluruh informasi yang kita miliki tentang dunia di mana kita hidup disampaikan kepada kita melalui panca indra kita. Dunia yang kita ketahu...
-
Wah, dunia usaha berkembang pesat! Begitu mungkin, kata-kata yang Anda lontarkan, andai Anda “orang baru” dalam sebuah bidang usaha. Kian da...
-
1. Mengapa Anda memulai bisnis sendiri? Tujuan pribadi - Untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri Anda sendiri - Untuk membangun ...
-
Sebenarnya usaha apa saja yang memerlukan perijinan? Atau kalau dibalik pertanyaannya, ijin itu digunakan untuk apa saja? Pertanyaan kedua s...
-
Prospective entrepreneurs should be prepared to fail. Know meaning of failure. Without schools of philosophy, do not think would take the pa...
-
Definisi Pengusaha J.B. Say seorang ekonom Peracis pada awal abad 19 dihargai secara umum dengan mengenali bahwa seorang pengusaha dalam mas...
-
P erbedaan antara seorang wirausahawan dengan pengusaha seringkali menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Biasanya wirausahaw...
-
Sekarang marilah kita renungkan mengapa saya menganjurkan Anda jangan mau jadi orang gajian seumur hidup. Bayangkan berapa gaji yang akan An...
-
P.R.I.N.C.I.P.L.E.S. Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wira¬usaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring...
-
Pernah berbincang, atau membaca kisah wirausahawan senior? Sebagian dari mereka, membanggakan prestasinya bukan karena mereka bersekolah ti...
-
Seluruh informasi yang kita miliki tentang dunia di mana kita hidup disampaikan kepada kita melalui panca indra kita. Dunia yang kita ketahu...
-
Wah, dunia usaha berkembang pesat! Begitu mungkin, kata-kata yang Anda lontarkan, andai Anda “orang baru” dalam sebuah bidang usaha. Kian da...
-
1. Mengapa Anda memulai bisnis sendiri? Tujuan pribadi - Untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri Anda sendiri - Untuk membangun ...
-
Sebenarnya usaha apa saja yang memerlukan perijinan? Atau kalau dibalik pertanyaannya, ijin itu digunakan untuk apa saja? Pertanyaan kedua s...
-
Prospective entrepreneurs should be prepared to fail. Know meaning of failure. Without schools of philosophy, do not think would take the pa...
-
Definisi Pengusaha J.B. Say seorang ekonom Peracis pada awal abad 19 dihargai secara umum dengan mengenali bahwa seorang pengusaha dalam mas...
-
P erbedaan antara seorang wirausahawan dengan pengusaha seringkali menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Biasanya wirausahaw...
-
Sekarang marilah kita renungkan mengapa saya menganjurkan Anda jangan mau jadi orang gajian seumur hidup. Bayangkan berapa gaji yang akan An...
-
P.R.I.N.C.I.P.L.E.S. Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wira¬usaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring...
-
Pernah berbincang, atau membaca kisah wirausahawan senior? Sebagian dari mereka, membanggakan prestasinya bukan karena mereka bersekolah ti...
-
Seluruh informasi yang kita miliki tentang dunia di mana kita hidup disampaikan kepada kita melalui panca indra kita. Dunia yang kita ketahu...
-
Wah, dunia usaha berkembang pesat! Begitu mungkin, kata-kata yang Anda lontarkan, andai Anda “orang baru” dalam sebuah bidang usaha. Kian da...
-
1. Mengapa Anda memulai bisnis sendiri? Tujuan pribadi - Untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri Anda sendiri - Untuk membangun ...
-
Sebenarnya usaha apa saja yang memerlukan perijinan? Atau kalau dibalik pertanyaannya, ijin itu digunakan untuk apa saja? Pertanyaan kedua s...
-
Prospective entrepreneurs should be prepared to fail. Know meaning of failure. Without schools of philosophy, do not think would take the pa...
WHAT'S NEEDED FOR DEALING WITH FAILURES
Entrepreneur: Creativity Never Stop
If you dare showing different, it means you have an entrepreneurial spirit .
QUOTATION above, it is possible, inviting smile of understatement. Period, a different course, to be a feature of life entrepreneurs. The sentence was excessive. Readers, the entrepreneur himself is a unique world. That is why the entrepreneur or the entrepreneur is required to always be creative all the time. With creativity, not impossible to prove that he really has a stunning image of independence that many people. Therefore, he is admirable and subsequently followed.
Being a creative entrepreneur in the current economic crisis, of course, very serious challenge. Anyone who tried to jump into the creative entrepreneur, he had to work 24 hours a day, 7 days a week. This still must be running at least for a period of approximately two years first. A new round of heavy fighting endlessly with various physical and psychological pressure.
Modern business? Moreover! He may say, impossible to exist and thrive without the ability to create something new each day. Think creatively every day. Where did he come? From anywhere, from anyone. Your social interactions, become stimulant emergence of innovative ideas. Indeed, not easy to bear something completely original or new. It might, he is a combination of "new touch" in the works that already exist. The impression, accentuating the design, modification, is part of the creative process.
Who owns this capability? Is it only certain privately owned? Decisive, we say: no. In essence, we are all creative. Of course, with the quality and quantity vary.
Creative ability is distributed almost universally to all people on this earth. Creativity, like a spring, do not let the source dries up. In order to remain runny, continue to dig, so that "creativity springs" we still watery.
Raudsepp, researchers from Princeton Research Inc..
Creativity: The requirement in Entrepreneurship
Do not stick just to see glittering change! You, one of the few people who could bring something new! Think of this as a habit. Since you live in a century of creativity. Creative is the key to winning the competition. There are many concepts of creativity. One of these, take inspiration from the world of music, exactly, jazz music. In jazz, there is a term hour session, when musicians do not play certain songs, but his instrument without bound steady chord songs, free-flowing course. Jamming, John Kao poured inspired his theory in books that have circulated in the Indonesian language, "Jamming: The Art and Discipline of Business Creativity."
If the jamming could tickle ears with beautiful music, any business, is very likely to take alternative steps outside the normal force. The result, like jamming in jazz, remains "rhythmic and pleasant." That analogy theory of Kao in the business world.
Jamming in the business, is a creative effort. There is imagination, creativity totality, absorbing-fluorescent glow inspiration from everywhere. From there create creative ideas in business development. Who 'sparring partner' of an entrepreneur in exploit their creative ideas? He could be a fellow entrepreneur, even though there's nothing wrong with other people who are very different from the world of work (not an entrepreneur).
Work "completely routine", "obedient grip", the highest decision making level, especially as the central business attitude towards reality, believed to be a dangerous attitude for business continuity. Routine, standard-grip, became shackles for advancement. However, make no mistake interpret. Management creativity, not the "anti-rules". Certain rules, should still exist, but its existence is not the creativity. There are "extreme" in the case of this renewal. For example, computer hardware manufacturer of the worldwide, Intell. Intell, periodically they are always destroying old products after manufacture of new product team creativity results. Similar measures, though "by chance" experienced companies. As soon as new products emerge, old product of Unilever "automatic" defeated its own new product.
If there are examples Intell and Unilever in this section, two of the big corporate world, true creativity is not a large corporate monopolies. In the small business sector too, creative ideas emerge from the contemplation and conversation about things that had never occurred. Precisely in kecillah effort, creativity should be developed, because it is usually small businesses, have had little human resources. This point is so small businesses are relatively more compact its people, so that the transfer of new creativity can quickly flatten. In small-scale business creativity shorter track transfers. An innovator in the short tempo he can just transfer the new finding to all persons who work with him. Not impossible, the process of transferring the new findings, as well as can trigger the growth of creativity.
Responding flexibly Opportunities
If you fall into class of people who always wanted to know, then be able to see an event and experience to serve as an opportunity, where others do not see it, then have the courage to think creative and innovative, be prepared you to become an entrepreneur.
Many examples can be given to show us, that nothing that is not possible entrepreneurs. Remove any idea or your idea, do not be afraid slighted or insulted people. 'Crazy idea' which you submit, may be a time to invite the admiration of many people. Once you begin to reap success, only then people will be humming, "Why is it not occurred to me long ago, huh?"
If you dare to be different, it means you are minded entrepreneurs. I accept the opinion that said the success of entrepreneurs like the patience and peace of mine to pursue an acrobatic actor thin to get to destination. He does not spend his time with feelings of worry, but the concentration is fixed on the goal. No less important, not ashamed of the mistakes that we made. An entrepreneur does not like mistakes, but he still will accept it as long as it can provide valuable lessons. He must be able to get away from situations that almost impossible to overcome. In the current global era, the business that we run almost 90% is not exactly as planned.
Therefore, we must be flexible with the plan we have created. Be prepared to move from one plan to other plans. An entrepreneur should not be too easy to despair. He must be confident with his creativity. There is always a way never imagined before.
Creative Process entrepreneurship
We dared to think creatively.
That means we have dare to take risks
ONE OF our duty as entrepreneurs, in addition to interpersonal skills, leadership, and managerial, should also be able to do creative tasks. Kreativitaslah, important elements exist and the development of a business. for entrepreneurs, as if no day without creativity. Time for us to continue to be creative. Especially, if in the previous section, often referred to extraordinary rates of growth of entrepreneurship in the United States, in Indonesia itself, the diversity of businesses as well as the number wirausahawannya, yet as much as in the United States or other countries.
In the United States for example, there are businesses that are still scarce and not yet popular on Indonesia, namely leasing business clothes and baby gear. So actually many kinds of business that we can do, if we want to creatively. In any case, we must be creative? Be creative in some ways, among others, select the business type and choose the time to start.
Therefore, do not hesitate to create conditions that allow each element can be creative. Make every corner, every mood in your business, conducive to the emergence of creative ideas. Creativity itself, it requires a process, namely the creative process. So initially, it is necessary preparation for the creative, albeit informal. Live, how do we own a working atmosphere is creative.
In the process, it also takes creative turns out our concentration. In fact, that often happens, when we do the concentration, even at a stalemate. Consequently, we can not do anything about it, and gradually became frustrated. And, really frustrating, is part of the creative process itself.
In this condition, in my opinion, we should not give up or despair. Do not stop there. Rest assured, in time, insight or illumination will appear. Then, we go through the creative process next: the incubation or settling into the subconscious. At the time, namely on the condition that was not intentional, could have emerged of illumination that means we have discovered a creative idea.
Important step in this process or run a creative idea into concrete terms, for the progress of our business. Even in our opinion, for the sake of customer satisfaction too, need a creative approach. Creative, also look for keywords in the affairs of the capital or fund business development, increased production, improved design, marketing, and so forth.
Creative people, are those who dare to take risks. Just live how much actual quality of creativity that will affect business risk you run. In fact, anyone who dared think creatively, meaning he had dared to take risks. We also believe, only the entrepreneurs who dare to take risks is what business can progress forward, both for current and for the future.
ENTREPEANUR SUCCESS
What makes a company successful?
The collection of the latest views on management produced the following ratings:
1. A bias toward action to do, repair, try
2. Simple form and staff a little
3. Continuous contact with the consumer
4. Untnk operational autonomy encourages a spirit of
5. Pressure on the key business
6. CAN DO attitude
7. Commitment to achieving customer satisfaction
8. Flexibility in meeting special requests (Can you send ini' day-"yes", - "no" - "sorry", his truck was leaving, too busy ", etc..)
9. Responses to the specific request
10. The things that are very good (outsome) if necessary
11. Place the gift in the service
12. Monitor competitor activity
13. Tread new technology
14. Be the best
15. Centered on customer service
They may also be added to the theme of policy-'tetaplah 'or' core business' Be the most complete
Make your business as a:
• Most thorough
• Have the best preparation
• The highest profile Memliki
• A benchmark is a measure of other competing businesses
Also:
• Do not follow the criteria of life-created criteria for that!
• Design your products with better
• Display the better
• Provide better instructions
• Provide better support sales
Time Management
"I hope I get time, to attend Ma ¬ najemen Time"
1. Time management has three components-the need to:
• priorities are established
• use the reality of scheduling or programming
• learn to make policy decisions and act in accordance with the keputasan
2. Effective time management to:
• plan and organize your priorities
• what the most important things to do today?
• What should be done today?
• Register based on the sequence in the daily agenda or a piece of paper
• And do according to the sequence
3. Managing priorities
Classify the tasks of the group, such as:
Category A-priority, requiring your personal attention
Category B-important, but not a top priority
Category C-can be done after the completion of the category A and B
Category D-Delegate to others
4. Many small business managers consider important things:
• Open letter
• Working with jobs in connection with the day-to-day banking
• These things are part of the normal things that can and should be delegated to a person who is responsible for the administration
5. Allocate regular time each day for certain tasks, for example:
• Meetings, meetings
• Interviewing
• Correspondence
• telephone conversation in and out
6. Are you proactive or reactive?
• Do you spend hours to extinguish the fire? (Reactive)
• Or fill in the time to plan and achieve the target? (Proactive)
7. Fixed focus
Look at the job a priority, do not be fooled Menger jakan else ¬
• Handle documents just once
• Disconnect the requested action and act in accordance with the decision
• Do not deal with documents every day for weeks
Success is on the Development of Service Quality. This involves:
• Trustworthiness
reliable and consistent
• Responsive
willing and sprightly
• Competent
skills and knowledge
• Access
easily accessible
• Polite manners
polite, attentive, respectful, friendly
• Communication
understandable and accessible
• Credibility
honest, and trustworthy
• Security
not dangerous, risky, or doubt
• Understanding
understanding customer needs
• Return
proof of service
• Focus, focus, focus
• Meet Quality Standards Manajamen Total or planned to fulfill the demand
Risk
1. Laughter seems foolish risk.
2. Mengisak risk seems icky.
3. Merggapai other people at risk of involvement.
4. Mengekspersikan feeling you present yourself at risk of sebenarnnya.
5. Life mortality risk
6. Hoping to break expectations of risk
7. Trying to risk failure
8. But the risk must be taken because the greatest hazard in life is not a risk
9. Chained by the certainty, he was a boy: he had sacrificed his freedom.
10. Only those who have resikolah free.
What if We Raise Prices?
Many companies use price as an taktilk keberhasil ¬. They are lowering prices to compete with competitors' prices. This can be a vicious cycle that reduces the margin keutungan all companies.
What if the company raise prices?
Staff penjalan may be protesting just how much business will be harmed significantly only in the night because it does not use price to follow the pattern of 'me too'
Imagine a hypothetical case when the product is sold $ 100 with a variable cost of $ 75 and thus have a contribution margin of 25%. Management wants to raise the price by 15%, protest against all of our sales staff convinced that sales volume will fall. Sales manager called by management to calculate how much business is lost with the proposed price increase, and then asked the team to provide sales figures report estimates.
In time, the sales manager submitted that the average management, sales volumes will fall by 22% to 15% increase. Managers have the numbers to make simple predictions.
It multiplies the value (100). With an average price increase (15) for 1500 results. It divided the percentage of contributions (25). Plus the percentage increase in prices (15), resulting in price increases to 40. For 1500 the 40 and the result is the loss of a critical volume of 37.5%.
So, sales will decrease by 37.5% higher than expected sales staff, before the profits from these price increases to achieve breakeven.
This means, of company sales will fall 37.5% increase in profits before it reaches the breakeven price.
The formula is:
X = decrease or increase in the percentage of the price
C = The percentage contribution
100 times X divided by X + C = CVL (critical volume loss = volume loss of critical)
as an equation to measure when you want to cut prices,
100 times X divided by C - X = CVG (critical turnover volume)
Image
The first impression is very important and really counts. What kind of image that has been or will be projected by the company or your new product? Appearance and the way the company and the pro ¬ citrra duk you can and probably will, have a significant effect in increasing sales.
- Do you have a store or kiosk TOTAL CONCEPT?
- How is your product packaged?
- Can you improve the product packaging
- Does your business have a company brochure to attract, what you can do on your prospective clients?
- Does it show the experience, skills, qualifications, product, service, warranty, specialty, features, benefits your company?
Consider this!
Times when consumers open letter attacking or receiving promotions from perushaan literaturr you:
• Is it better displayed and printed on good quality paper?
• What is your company and products are well represented?
When a customer receives the invoice from your company:
• Is it easy to read and understand?
• Is it easily recognizable in the other pile of invoices?
• What it looks encouraging consumers to pay?
Do you use the reception area to:
• Highlight your company and product display
• display of special qualifications
• display of trade and industry awards
• display company literature
- What you can bring a better image?
- How much do you spend to bring a good image ebih yangl?
Lessons From the Past
This was in 1973, what would you invest? Would you support the idea to investors?
• Store personal computer
• Place a plastic garbage wheeled
• Drink bottle
• Public telecom
• Workshops
• Specialist workshops
• Business Franchise
Why are the ideas in the work?
• Focus, nengidentifikasi market needs, da to provide the needs in the form received by consumers
• red thread of all these businesses are operating in a specialist product that is sent with the good and easily accessible
Marketing Audit
Initial questionnaire
You actually have any business?
• What are your business goals?
• What are your personal goals?
• Aria the strength of your business'
• What weaknesses?
• What is its advantage?
• What the threat is there now and in the future?
• Is your business seasonal?
• Do you follow up with customers asking if they satisfied?
• What is your average sales day-to-day?
• Is there a product that stands out more mengun ¬ tungkan than others?
• Is there a product that stands out about mengun tungkan ¬?
• What are the critical issues currently affecting your business?
• Advertising?
• Campaign?
• Distribution?
• Services that will be a special advantage?
What makes you competitive?
• Position?
• The price?
• Attention?
• Quality?
• Uniqueness?
• Experience?
• Contact Us!
• The terms of payment?
• Warranty?
Other considerations:
• What your competitors mernbuat stand out?
• Who needs you?
• How to assess your customer?
• How consumers evaluate your competitors?
• Do you offer discounts?
• What new products can you offer? What is it?
-10 Advertising items Kiat
• What are you advertising?
• What should be the central message?
• What is the appropriate kooperatifnya ad?
• Should you use the same ads in all media?
• What are the ads that attract and hold attention?
• Does the ad have a headline that interesting?
• NEW, FREE is a great brother-words for operating ¬ nakan on your copy.
• Some images and garnhar added attraction.
• Selection of media is very important.
• integral promotion of what you can do sabagai supporters?
Old rules
The best contacts with potential buyers are personal contacts.
New Rules
The best contact with the buyer is an effective shock.
Innovation
Innovation that makes the change effective on the industrial structure, especially if the industry if the industry and its market by a pro ¬ di'dominasi producers or suppliers are very large, or by only a few manufacturers only. Even if it is not really a monopoly, a producer and supplier of large and dominant and has experienced unparalleled success over the years, tended to be arrogant.
Where Will You Meet?
You will go to foreign cities to meet new people and ¬-person, for the first time, are interested in doing business with you.
As a businessman, as usual, you have little money and unable to stay at five-star hotel you are staying lived in a cheap motel on the outskirts.
Those who would you temuii for the first time can be very important to your business and a necessity for you to bring 'the right impression' at this meeting. It is clear that the people that you meet will be meng ¬ measure you, and will leave this meeting with me ¬ nyimpan impression that just got.
Labels: makes a company successful
MANFAATKAN OTAK ORANG LAIN
Pernah berbincang, atau membaca kisah wirausahawan senior? Sebagian dari mereka, membanggakan prestasinya bukan karena mereka bersekolah tinggi-tinggi. Mereka membanggakan “kampus hidup”, dengan guru-guru “jalanan” dan kearifan menangkap “ilmu kehidupan”.
Sukses mereka, dibangun dengan realitas bisnis (dan kehidupan global) yang belum serumit zaman sekarang. Karena kerumitannya kian kompleks, wirausahawan memerlukan banyak input, termasuk dari pendidikan. maka, “success story” tempo dulu, diambil saripatinya, kearifan dan kegigihannya, bukan “semangat besar zonder pengetahuan”. Wirausahawan pun untuk sukses, memerlukan pengetahuan dan keterampilan teknis. Bagaimana ia bisa “menjual” kalau tidak mendalami “dagangannya”? Bagaimana meyakinkan orang, kalau ia tidak mengerti apa yang harus ia tawarkan?
Perlunya orang yang mampu dan berpengalaman dalam membantu sebuah bisnis, tidak perlu diperdebatkan lagi. Meskipun demikian, kualifikasi akademik yang bagus, bahkan dari institusi yang paling bergengsi, juga bukan jaminan kesuksesan di setiap tingkatan dalam dunia korporat. Apapun perusahaannya Anda harus memiliki keterampilan teknis atau kemampuan mempekerjakan orang untuk itu. Ini yang saya sebut “bekerja dengan otak orang lain.”
Pendahulu kita, juga orangtua kita sering bilang, “Nak, pergilah ke sekolah (kuliah), kalau tidak, kamu bakal gagal menjalani kehidupan. Kamu tidak bakal sukses.” Oke, niat baik orangtua, kita terima. Tapi sukses, bukan hanya karena kepintaran. Wirausahawan sejati (kebanyakan) menikmati saat ia memimpin, menjadi pengelola usahanya sendiri. Ia memiliki orang-ornag yang bekerja padanya. Karena urusan teknis memerlukan keahlian teknis, sebagai bos, ia harus mendapatkan orang lain yang menguasai ketrampilan teknis itu. Maka ia pekerjakan seseorang yang lebih pintar daripada dirinya. Jika Anda pemilik usaha ini, maka Anda adalah bos yang mempekerjakan tenaga ahli. begitu usaha Anda sukses, selangkah demi selangkah mengisi jagad dunia usaha, bahkan Anda naik terus ke jenjang prestisius dalam bisnis yang Anda geluti, saat itu orang tak lagi peduli Anda pintar atau tidak di sekolah. Bahkan, kampus Anda saja, orang tak lagi hirau. Anda dulu anak siapa, “sesulit apa”, juga tak lagi menjadi perbincangan.
Bicara soal memanfaatkan otak orang lain, David Ogilvy, tokoh paling inspirasional dalam dunia iklan, pernah memberi nasihat. Katanya,”Pekerjakanlah orang yang lebih pintar daripada Anda.” Dengan mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda akan lebih cepat dan banyak belajar dari mereka. Banyak orang yang lebih pintar daripada Anda pada banyak hal – menulis pidato, membangun tim, yang dengan sadar mengajar anggota tim baru berbagai keterampilan baru. Sama halnya dengan keuangan. Anda dapat belajar akunting dasar dengan cepat kepada akuntan anda.
Perusahaan yang menonjol seperti Coca-Cola, IBM, Microsoft, memiliki orang dengan kualitas menonjol hampir di semua bidang. Pekerjakanlah orang lain, buat mereka bekerja untuk Anda meskipun untuk itu, Anda harus mengeluarkan banyak uang.
Satu hal lagi yang harus diingat, jangan bergantung kepada daftar riwayat hidup dalam mempekerjakan orang, sebab semua itu dapat dibuat dan ditata sedemikian menarik, padahal sesungguhnya itu tidak mencerminkan realita yang ada. Penilaian justru didasarkan pada naluri atau insting dasar yang Anda miliki. Carilah orang yang Anda yakin:
mampu mengendalikan bisnis
menunjukkan antusiasme
mampu memperlakukan staf dengan baik
Miliki orang yang memiliki komitmen untuk mengembangkan bakat. Ini merupakan satu inti kelompok bagi anda. Pastikan bahwa Anda mempekerjakan orang yang tepat, pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
Bisnis berhasil karena konsep dasarnya bagus, juga naluri wirausahawan terhadap suatu momen. Wirausahawan harus mampu bersikap luwes. Kalau memproduksi bunga plastik tidak menguntungkan, dia bisa cepat berganti memproduksi rambut palsu, lalu mainan dan elektronik. Dengan begitu, perusahaannya bisa menemukan ceruk yang betul-betul menjadi awal yang baik untuk berkembang.
GAYA MANAJEMEN-nya berdasar pada akal sehat dan PERTUMBUHANNYA berasal dari momentum alamiah dan intuisi.
Keahlian bisnis dari bangku kuliah? Oke, ia adalah serangkaian “nilai studi” di atas kertas sertifikat kelulusan. Tapi, itu bukan jaminan sang alumnus sekolah bisnis, akan mampu merintis bisnis. Sebab, dengan gelar dan nilai cum laude sekalipun, sebatas “jaminan” penguasaan administrasi bisnis. Dan administrator bukanlah wirausahawan. Jangan berharap, setelah sukses studi Master of Bussiness Administration (MBA), misalnya, sang alumnus akan mengurus sebuah industri, melibatkan keluarganya total bekerja bersamanya – mungkin tanpa upah dulu - sampai usahanya sukses. Ini bukan “kelas” akademisi bisnis, tapi dunianya seorang wirausahawan dengan energi juang bisnis yang tinggi. Akademisi bisnis, memang diperlukan dalam sebuah usaha, karena perannya berkait erat dengan langkah pembenahan sistem manajemen dan kontrol dalam sebuah bisnis. namun begitu, sang master administrasi bisnis, tidak bisa memulai bisnis itu sendiri.
Jika Anda bekerja dengan orang yang sangat cemerlang dibidangnya dan memiliki beragam bakat dan latar belakang, Anda akan mengembangkan sebuah tim dengan kekuatan dan kelenturan yang baik. Adalah esensial untuk mampu mengenali bakat sejati dan mengembangkannya.
Memakai otak orang lain adalah benar-benar suatu kesenangan jika anda suka permainan dalam tim. Bekerja dengan seorang yang tidak Anda sukai secara aktif, di sisi lain, bisa menjadi sebuah pengalaman yang sangat membuat stress, walaupun mereka sangat cakap dalam pekerjaannya.
Anda tidak akan pemah menyesal bekerja dan berkembang bersama orang-orang berbakat. Orang-orang seperti ini yang akan membuat Anda menjadi wiraswastawan yang lebih sukses. Satu fakta menarik, bisa diperlhatkan di sini, bagaimana figur kharismatik di sebuah di desa tertinggal, menarik ”orang-orang terdidik” untuk berbuat sesuatu didesanya. Ia, figur yang mampu bekerja dengan otak orang lain, meskipun cuma berbekal Sekolah Rakyat ”Ongko Loro” (Angka Dua). Contoh serupa itu, kami temukan di Cijeruk, Bogor Selatan. Ada Haji Zakaria, punya tanah lumayan luas, pendidikannya cuma SR, tapi ia bisa mengoptimalkan lahannya sebagai contoh bagi pertanian di desanya dan desa-desa sekitarnya, saat melibatkan mulai LSM Pertanian Organik sampai Dinas Pertanian setempat, memperlihatkan bagaimana bertani yang baik dan bernilai bisnis.
MENCIPTAKAN MASYARAKAT - BERBUDAYA WIRAUSAHA
Lembaga Manajemen FE UI pada tahun 1987 melakukan penelitian dan berhasil merumuskan beberapa permasalahan utama yang dihadapi SME (small medium enterprises): 1. Sebelum investasi masalah permodalan: kemudahan usaha (lokasi dan perizinan); 2. Pengenalan usaha: pemasaran, permodalan, hubungan usaha; 3. Peningkatan usaha: pengadaan bahan/barang; 4. Usaha menurun karena: kurang modal, kurang mampu memasarkan, kurang keterampilan teknis, dan administrasi; 4. Mengharapkan bantuan pemerintah berupa modal, pemasaran, dan pengadaan barang; 5. 60 % menggunakan teknologi tradisional; 7. 70 % melakukan pemasaran langsung ke konsumen; 8.Untuk memperoleh bantuan perbankan, dokumen-dokumen yang harus disiapkan dipandang terlalu rumit.
Pembaca, melakukan switch mental, dari mental ambtenaar ke wirausahawan, bukan soal mudah. Tapi juga, ia bukan sesuatu yang luar biasa sulit. Terlalu lama meyakini, berwirausaha itu sulit, membuat orang cenderung mematikan potensinya. Persis data tahun 1987 di awal bab ini: semua terlalu rumit!
Tahukah Anda, sejumlah orang yang sudah merasa dirinya terlalu lama menjadi orang gajian, mulai tergelitik untuk memiliki usaha sendiri. Keinginan itu diperkuat dengan sering membaca profil sukses wirausahawan yang jumlahnya terus bertambah. Hasilnya, kebanyakan dari mereka kian yakin mereka akan memilih menjalankan usaha sendiri. ”Jiwa wirausaha”, harus dikembangkan di tengah masyarakat, karena manfaatnya bukan hanya bagi sang enterpreneur tapi juga untuk penyehatan perekonomian masyarakat umumnya. Organisasi, sebaiknya mulai menata diri untuk memiliki budaya kewirausahaan. Berikut ini beberapa diantara syarat pencapaiannya.
Kepercayaan dan Kebersamaan
Budaya organisasi harus mencakup ‘pertumbuhan’ kepercayaan timbal balik antar individu di dalamnya. Dalam organisasi berdasar hubungan, orang tidak diatur, tetapi mereka diperlakukan sebagai individu yang layak dipercaya yang berkeinginan untuk membaktikan waktu dan tenaga mereka pada apa ”yang ingin mereka lakukan” dan ”yang harus mereka lakukan”, karena mereka memahami tidak ada pemisah antara keduanya. Jelasnya, harus terdapat jiwa kepemilikan bersama dalam sebuah organisasi, yang membuat individu di dalamnya memiliki komitmen mengoptimalkan kerja. Komitmen semacam itu adalah kondisi yang baik untuk memulai investasi dalam bisnis, sekaligus mengapresiasi sebuah semangat wirausaha yang muncul ditengah-tengah masyarakat.
Pembelajaran Kepemimpinan Wirausaha
Ada yang dihantui rasa berat, bahwa keragaman amat sulit beroperasi secara sepakat dalam menerapkan strategi pokok. Menurut kami, yang diperlukan adalah kesanggupan untuk sepakat memanfaatkan seluruh kekuatan, saling melengkapi dalam sebuah ikhtiar kesatuan tujuan. Dengan kepemimpinan semacam ini fokus keberhasilan sudah jelas. Tanpa itu, keragaman memang menjadi ”hantu” penghambat pencapaian tujuan. Kata simpulnya, tidak lain:
Keragaman yang mencapai kesepakatan bulat, melengkapi kekuatan para pemimpin untuk mencapai tujuan yang mempersatukan.
Saling Sokong Inisiatif Wirausaha
Kebanyakan organisasi mapan beroperasi dibawah kepemimpinan yang terpusat. Desentralisasi bisnis yang melahirkan unit-unit yang terpisah, dibangun di bawah arahan penyokong yang terpilih dan berkemauan untuk mendukung insiatif-insiatif ini. Sokongan ini, tentu saja, harus berasal dari tingkat tertinggi dengan kemampuan pengambilan keputusan penuh.
Kegiatan pendampingan penasihat, penyokongan dan pemberdayaan penting dalam mendukung para wirausahawan dalam unit bisnis yang baru. Para penyokong/pendamping, menyediakan sumber dan saluran untuk pengembangan kewirausahaan dan belajar, serta diterapkan secara konsisten.
Arahkan Tim Wirausaha
Sebelum menyinggung “arahan”, kita kenali tim wirausaha. Butir-butir berikut ini, menjelaskan tim wirausaha:
Dimotivasi oleh rangsangan kesempatan pasar yang telah diidentifikasi untuk dikejar.
Kualitas tim wirausaha adalah faktor yang menentukan sukses dalam perusahaan yang sangat menguntungkan. Suatu tim wirausaha terdiri dari anggota pendiri suatu perusahaan baru atau unit bisnis sokongan.
Penting bahwa suatu tim diperlengkapi peningkatan kekuatan dan pengetahuan. Merupakan tugas pimpinan wirausaha untuk menyatukan dan menumbuhkan lapisan-lapisan ini menjadi tim kerja yang terintegrasi.
Cara pikir yang beragam, dilengkapi “kekuatan” dan “kesepakatan untuk tujuan yang dominan”, penting bagi tim yang tepat sebagaimana campuran “keterampilan manajemen” dan “wirausaha”.
Mengandung kesetiaan dan kepercayaan, efektivitas kerja kelompok pengambil keputusan
Saat menyusun tim yang spesifik dalam sebuah perusahaan, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebagai tambahan adalah :
Apakah si calon memiliki pengalaman dalam industri spesifik itu?
Apakah mereka memiliki catatan yang membuktikan kompetensi mereka dalam inisiatif berwirausaha?
Akankah mereka memiliki kredibilitas pada industrinya dan rekan timnya?
Jaringan kerja atau sumber daya apa yang mereka bawa untuk tim?
Apakah mereka termotivasi untuk menjadi bagian tim, unit dan diarahkan oleh inisiatif?
Hargailah Tingkah Laku Wirausaha
Masyarakat kita sering mencemooh bila ada yang berprofesi sebagai wirausaha, terlebih bila ia berpendidikan tinggi, S2 apalagi S3. Ini tidak terlalu mengherankan karena stigma berpikir masyarakat kita yang sudah sedemikian terpola: “Setelah lulus sekolah lalu kerja!” Sangat jarang yang berpikir, setelah lulus menciptakan pekerjaan. Manusia dalam katagori ini sering dibilang orang gila, nggak waras, bodoh dan sederetan kecaman lain. Barulah setelah berhasil, semua orang akan mendekat. Bukankah semua usaha yang dilakukan para entrepreneur sukses pada awalnya dianggap gila hingga ia berhasil?
Karenanya ambil setiap kesempatan untuk menunjukkan pada kolega, rekan dan tim Anda bahwa Anda percaya pada mereka dan memiliki keyakinan pada kemampuan mereka. Tinggallah dalam perusahaan dan tetap dalam kendali jika Anda suka, namun bertingkah lakulah sebagai pemimpin yang membantu dalam hubungan rekanan. Hargailah rekan Anda untuk memiliki saham dalam perusahaan.
Bangunlah Jaringan Kewirausahaan
Jaringan dan berhubungan dengan jaringan selalu merupakan fondasi kuat untuk membangun bisnis. Karena kita hidup di zaman pekerja berpengetahuan yang dioperasikan di bawah paradigma yang diarahkan oleh mutu tinggi dan hubungan baik, dasar tersebut sangat penting untuk keberhasilan.
Dengan database berlimpah, digabung keuntungan praktis yang disediakan internet, diperoleh akses untuk berhubungan ataupun untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sebelum era internet, belum pernah ada jalan semudah ini. Saat ini, dengan sentuhan jari, pengetahuan yang dipilih beserta detailnya dapat dikirimkan dan diterima. Tidak mengherankan inisiatif bisnis wirausaha dapat bergerak dengan cepat dan mudah tumbuh dengan baik dan kuat.
Terlalu banyak organisasi yang memiliki unit yang menyimpan banyak hal untuk mereka sendiri dan cemas unit tetangga mencuri ide-ide mereka. Kurangnya hubungan dalam organisasi adalah alasan utama mengapa organisasi tersebut kehilangan kesempatan. Saat kekuatan semua sumber daya dibawakan bersama-sama, tercapai keberhasilan yang lebih besar. Sekali Anda melakukan kontak, pelihara mereka. Mereka adalah sumber daya wirausaha.
Ada cerita dari sebuah sudut Jakarta, puluhan tahun silam. Saat itu, sudah masyhur, bahwa perputaran uang terbesar di Indonesia terletak antara Glodok dan Jembatan Tiga. Konon di daerah Jembatan Tiga, ada kedai mie yang dikenal sebagai mie Toko Tiga. Di situ sering menjadi tempat mangkal para tauke. Bila ada yang ingin melakukan bisnis dan butuh uang, tak jarang mereka hanya mengambil secarik kertas bekas pembungkus rokok, menulis sedikit catatan diatasnya serta sejumlah angka dan menandatanganinya. Dengan bekal kertas bekas rokok tersebut si pembawa dapat melakukan peminjaman uang ke jaringan mereka di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Tapi jangan coba-coba mengingkari kepercayaan apalagi menipu. Sekali jalan ditutup tak kan terbuka lagi seumur hidup bahkan hingga tujuh turunan.
Masih soal “jaringan” yang dirawat baik, ada contoh menarik tentang sumber daya modal yang mengalir dengan amat sederhana. Seorang kawan, mendapat cerita tentang bagaimana rekannya – seorang keturunan Tionghoa, secara rutin memperoleh kiriman dana segar dari rekan-rekannya. Usaha riilnya, melayani pengobatan alternatif tusuk jarum. Tapi bukan dari urusan pengobatan itu, ia memperoleh dana relatif lancar. “Bisakah kamu mengatakan, berapa orang yang benar-benar kawanmu? Lalu siapa diantara kawan dekatmu, yang rela memberimu sekadar uang pertemanan setahun sekali dengan nilai nominal tertentu. Setahun sekali, Bung. Takkan ada yang keberatan. Nah, modal saya, cuma telpon genggam dan pulsa. Saya ingatkan kawan-kawan saya, uang pertemannya tahun ini, saatnya ditransfer.” Nah, dengan mengirim pesan seperti itu, si shinse kecil-kecilan ini mendapat dana rutin, setiap hari dari orang yang berbeda. Semuanya, dari kawannya!
Saat istri kawan saya ini sedang menanti kelahiran anaknya yang ketiga, ia dalam situasi tongpes (kantong kempes)! “Duitku cuma ada satu jutaan di tabungan. Paling sedikit, kalau istriku melahirkan normal, bisa habis sejutaan lebih. Kalau ada masalah, bisa lebih besar. Aku khawatir sekali. Lalu kuingat kawanku, si shinse itu. Semua nomor ha pe kawan yang ada dalam ha pe ku, kukirimi SMS, memberitahu mereka, saat ini aku sedang berdebar-debar menunggui kelahiran anak ketiga di rumah sakit. Habis itu, aku pasrah saja. Beberapa kawan membalas, menanyakan nomor rekeningku. Eh, tak lama, paginya, setelah kulunasi duapertiga biaya persalinan, aku masih punya tunggakan. Kujanjikan kepada petugas adminsitrasi, siang itu juga kekurangannya akan kulunasi. Kawan, tahu apa yang terjadi saat aku periksa saldo di rekeningku. Saldo tabunganku, bertambah dua kali lipat. Lebih dari cukup untuk melunasi tunggakan biaya istri melahirkan. Bahkan esoknya masih ada beberapa transfer susulan.”
Pembaca, kisah tauke Jembatan Tiga, shinse dengan sumbangan pertemanannya, dan kawan saya yang baru melahirkan anak ketiga itu, adalah contoh, betapa penting merawat “jaringan”. Jaringan, adalah sekumpulan individu yang memiliki rasa respek terhadap diri kita, karena kredibilitas pertemanan kita yang bisa diandalkan. Bisnis, di zaman kapan pun, akan eksis dengan kredibilitas semacam ini. Kewirausahaan, memang bukan cuma soal “uang” tapi juga “jaringan”. Dunia perubahan sosial menyebutnya sebagai social capital.
KECERDASAN EMOSIONAL ENTREPRENEUR
Mengedepankan kecerdasan emosi kita dalam bisnis
itu adaIah hal yang mutlak.
Anda mulai panas? Anda pikir Anda sudah mempunyai apa yang diperlukan untuk menjadi seorang wiraswastawan? Anda sudah baca semua kisah sukses tentang orang lain dan itu membuat anda ”kepanasan”? Benar, pembaca, kalau itu terjadi, tiba saatnya untuk menjadi boss bagi diri Anda sendiri. Tapi, apakah Anda sudah siap meninggalkan pekerjaan yang bagus dan nyaman dengan gaji bulanan, kantor modern, sekretaris yang efisien, dan perasaan aman yang datang pada saat anda bekerja untuk sebuah organisasi yang mapan?
Seorang teman yang telah bertahun-tahun bekerja pada perusahaan penerbangan nasional terbesar, dengan ribuan staf, gaji jutaan, fasilitas lengkap, tiba-tiba saja memutuskan keluar dan berwirausaha. Kata-kata yang pertama diterimanya adalah,
”Apakah kamu gila?”, ….”Kamu menghancurkan sebuah karir yang menjanjikan”…..dan caci maki lainnya. Belum lagi perasaan anak-istri, orangtua dan saudara lainnya yang tidak bisa berucap...
Diperlukan keberanian besar untuk menulis surat pengunduran diri. Masih yakinkah Anda mempunyai segala sesuatu yang akan mengantarkan Anda menjadi seorang wiraswastawan sukses? Lalu apa yang akan Anda kerjakan? Peraturan pertama kewirausahaan, latihlah diri Anda untuk melihat kekosongan atau celah di pasar, lalu mengisinya.
Lihatlah sekeliling Anda. Lihatlah orang di jalanan, mereka yang duduk di belakang mesin jahit, pelayanan apa yang akan dia berikan? Lihatlah wanita perempuan penjual sate ayam di dekat penginapan murah itu, mengapa ia pilih lokasi itu? Bagaimana dengan hotel baru di jalan utama itu, mengapa bisa begitu sukses? Bagaimana dengan orang yang bekerja di bagian komputer itu bisa sangat sukses dalam bisnis program perangkat lunaknya sendiri?
Ada satu jawaban singkat untuk semua pertanyaan ini: bisnis ini eksis karena ada yang membutuhkan mereka. Tidak peduli apakah Anda berusaha dengan paha ayam, rumah makan bagus atau website. Atau, apakah anda berbicara tentang putaran harian Rp100.000 atau Rp.100.000.000. Dari mulai Tanah Abang – Jakarta Pusat, Glodok – Jakarta Pusat, bahkan daerah Sawangan, Depok Privinsi jawa Barat, prinsipnya sama:
Keberhasilan dalam bisnis
Bekerja dengan prinsip
Menemukan sebuah kekosongan
Dan mengisinya!
Ketika dunia laki-laki digemparkan dengan ditemukannya pil biru Viagra yang sebenarnya adalah obat pemacu jantung, tapi kemudian jadi pemacu organ kejantanan pria, beberapa tahun lalu serentak seluruh dunia mempublikasikannya (ingat, Viagra tidak pernah beriklan di media manapun). Hasilnya, Viagra menjadi product of the year dan menghasilkan miliaran dollar bagi penemunya.
Kasus Viagra di dunia, rupanya memberikan inspirasi bagi Simon Jonathan. Setelah sebelumnya sukses melahirkan Extra Joss, yang menghasilkan ratusan miliar, kemudian muncullah Irex yang kurang lebih sama fungsinya dengan Viagra. Dengan tag line ”Kado Ulang Tahun Mama”, dan dikemas dengan iklan yang diperankan oleh laki-laki kurus kering dan loyo, tiba-tiba menjadi perkasa setelah meminum Irex, hasilnya, produk ini meledak di pasaran. Ya, mereka jeli melihat peluang, kekosongan dan mengisinya.
Lalu mengapa bukan Anda yang melakukan ini? Jika Anda yang pertama menawarkan kepada publik sesuatu yang dibutuhkan publik dan tidak didapatkan dari orang lain, atau jika Anda berhasil mengantisipasi sebuah kebutuhan di masa depan, Anda memiliki sebuah kesempatan bagus untuk menjadi kaya. Sampai saat adanya kompetisi, Anda akan memiliki semua pasar itu sendirian.
Sejarah memberikan banyak contoh wiraswastawan yang menjadi sukses dengan memenuhi atau mengantisipasi kebutuhan akan produk baru. Isaac Merit Singer memproduksi mesin jahit yang cocok untuk bekerja di ruang terbatas, bahkan di dalam kamar sekalipun. Henry Ford memakai metode jalur perakitan untuk memproduksi mobil yang bisa dibeli orang biasa. George Eastman melihat kebutuhan akan kamera kecil yang bisa dibawa-bawa. Ray Krock dari Mc Donald melihat potensi usaha waralaba makanan cepat saji.
Darimana datangnya gagasan-gagasan seperti itu? Ada tiga macam sumber gagasan.
Pertama, pekerjaan Anda. Pekerjaan yang sudah Anda kerjakan bisa menjadi sebuah potensi sumber gagasan, Karena disitulah naluri bisnis Anda sudah dikembangkan.
Kedua, hobi atau minat Anda di luar pekerjaan, karena itu adalah sebuah wilayah lain dimana Anda memiliki suatu perasaan alamiah.
Sumber ketiga, adalah apa yang sering disebut orang sebagai ”observasi pejalan kaki”, atau mengenali sebuah peluang melalui suatu perjumpaan biasa, atau suatu insiden dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Kalau Anda yang pertama, maka Anda tidak harus brilian. Nanti Anda akan memiliki waktu untuk mengembangkan dan memperbaiki segala sesuatu yang pemah Anda lakukan. Tapi ketika yang lain mulai berkompetisi dengan Anda, maka Anda harus menjadi yang terbaik.
Bekerja Keras
Nasib seorang wiraswastawan tidak mudah. Anda harus bekerja keras. Namun, karena Anda bekerja disebagian besar waktu Anda, pasti ada harga yang harus dibayar. Korban pertama adalah kehidupan sosial Anda. Waktu untuk berkencan, untuk keluarga, bahkan untuk bersenang-sengang tidak akan anda miliki pada masa-masa awal menjalankan bisnis anda.. Bisa-bisa ini menjadi sebuah kehidupan yang sunyi.
Dalam keadaan seperti ini Anda sangat beruntung apabila memiliki kekasih atau seorang istri yang setia menemani dalam suka maupun duka. Karena menjadi seorang wirausahawan juga adalah masalah daya tahan. Seperti mendung di musim hujan. Setelah hujan pun turun, langit akan menjadi cerah kembali.
Ada kompensasi. Semakin keras Anda bekerja, maka Anda akan semakin beruntung. Kami punya rekan, namanya Apiko Joko Mulyono. Dia, ”cuma” reporter di tabloid keluarga muslim, Fikri namanya. Sebagai employee — kalau mengikuti teori kuadran Robert T. Kiyosaki – berkat dorongan kami, dan ”keahlian interpersonalnya”, berkomunikasi, ia kami desak menjadi jurnalis ”semi-bisnis” dalam arti, memfungsikan ketrampilan jurnalistik dan lobbynya untuk menulis soft advertorial. Meski awalnya agak ogah-ogahan, ia memula peran-peran semacam copywriter, penulis artikel soft advertorial di tabloidnya (maksudnya: rubrik bernuansa promotif, dengan dua macam kompensasi: penjualan langsung dalam jumlah minimal tertentu, atau semi-iklan). Bung Apiko, meskipun masih sayang profesi jurnalistiknya, mulai menjalankan tugas barunya.
Hasilnya? Luar biasa untuk reporter yang sepanjang empat tahunan bekerja, murni sebagai jurnalis. Apiko berhasil mencapai targetnya. Ia memang bekerja keras, dan agak mengorbankan waktunya untuk keluarga. Bukan itu saja. Ia ”tebal muka” dicibiri sebagai ”jurnalis matre” (materialis, Pen.), karena artikelnya kian selektif pada isu-isu yang ”bergizi” alias bisa menghasilkan ”penjualan langsung” ataupun ”semi advertorial”. Akibat lanjutnya, bisa ditebak. Dari ”main-main” jadi serius. Bossnya, pemimpin perusahaan tabloid Fikri, malah menargetkan jumlah tertentu perminggunya harus ia capai. target itu, tercapai, bahkan beberapa kali terlampaui. Apa yang ia kerjakan, semua orang di perusahaannya tahu. Meski pun berisiko dilecehkan, Apiko tahan banting. The show must go on. Apa yang dikerjakannya, menginspirasi unit bisnis lainnya di bawah payung holding yang sama.
”Syukur, istri saya sangat pengertian. Untuk kerja keras itu, saya bisa menabung dengan nilai yang lumayan dibanding rekan selevel saya. Saya bisa membeli sepeda motor secara tunai, dalam tahun kedua saya bekerja. Itu sesuatu yang tidak saya bayangkan sama sekali, bahwa saya mampu membelinya.” Itulah Apiko, yang karena masih sayang pada profesi jurnalistiknya, mengaku baru menggunakan belum separuh dari potensi enterprenership yang ada dalam dirinya.
”Seseorang yang bekerja 16 jam sehari akan sampai ke tempat yang ingin dicapainya dua kali lebih cepat daripada orang yang bekerja 8 jam sehari.”
David Ogilvy
Ketekunan
Jaques Cousteau, penyelidik, penemu dan ahli lingkungan dalam sebuah wawancara dengan Eugene Grisham penulis buku Achievement Factors dalam sebuah wawancara di atas sebuah jet carteran menuju Atlanta, mengungkapkan pendapat menarik. Kami kutip untuk Anda.
”Bagaimana Anda bisa mengerjakan semua itu?” Cousteau terdiam beberapa saat, lalu menjawab.
”Saya keras kepala – kalau saya punya suatu maksud di kepala saya…saya membuat daftar hal-hal untuk main-main: Amazon, Haiti, kapal Angina. Saya mencoba, dan saya tidak punya uangnya. Saya mencoba lagi, dan saya tidak dapat uangnya, dan setelah sepuluh tahun saya mendapatkannya.”
Dengan bijaksana, dengan penuh tekat dan ketekunan, selalu mengejar apa yang ia inginkan, kadang cepat, kadang-kadang pelan, ia telah mengalami kemenangan-kemenangan. Pada tahun 1943, tabung oxygen (Aqualung) yang ia kembangkan dengan Emile Gagnan, memberi kesempatan petualangan di bawah air, membuka dunia di bawah air untuk berjuta-juta penyelam scuba. Lalu ia kembangkan keterampilan sebagai seorang ahli fotografi di bawah air, dan pada tahun 1956, ia menangkan Oscar untuk The Silent World. Sembilan tahun kemudian ia sekali lagi memenangkan oscar untuk World Without Sun. Saat ini usianya 80-an. Dan kakek Cousteau masih bekerja, masih memeriksa hal-hal yang ia catat dalam daftarnya, menyusun daftar, lalu mengeksekusi satu persatu daftar targetnya.
Fokus
Logika ”focusing”, meminjam fenomena matahari. Mahakarya Tuhan ini, sumber energi yang amat kuat, yang setiap jamnya menyinari bumi dengan jutaan kilowatt energi. Siapa pun, bisa ”mandi matahari” berjam-jam dengan risiko yang ringan.
Bagaimana dengan laser? Seberkas sinarnya, adalah energi lemah. Ia hanya membutuhkan beberapa kilowatt energi tetapi bisa difokuskan menjadi sebuah pancaran cahaya yang koheren. Dari seberkas cahaya laser, temuan ilmuwan bisa menggunakannya untuk dari memotong baja sampai mematikan sel kanker.
Beralih pada perbincangan sebuah usaha. Anda bisa menciptakan efek yang sama: sebuah kemampuan kuat laksana laser untuk mendominasi sebuah pasar. Itulah yang kami maksud sebagai ”tindakan memfokuskan”.
Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus, ia akan kehilangan kekuatannya. Usaha itu menjadi seperti matahari, menyebarkan energinya terlalu banyak produk, di pasar yang terlalu luas.
Konsentrasi, kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada tugas yang dihadapi, dan dalam jangka panjang, berkonsentrasi pada suatu karier, merupakan satu segi dari fokus. Tetapi bukan hanya itu. Segi lainnya, intensitas. Intensitas melibatkan kemampuan untuk menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas yang dihadapi. Menjalankannya sebagai kebiasaan, akan meningkatkan karier Anda. Secara analog, fokus mempunyai pengaruh yang sama terhadap pekerjaan seseorang, bak lensa pembesar yang dipegang di atas sehelai kertas pada hari yang cerah. Memegang lensa dengan sudut yang tepat, membuat sinar-sinar berkonsentrasi pada satu titik, sanggup membakar kertas itu.
Prioritas, masuk dalam gagasan fokus. Jangan segan-segan mengubah dan menaruh yang paling penting sebagai nomor satu jika sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas dasar prioritas.
Tahukah Anda, apa rahasia
nomor satu sukses? Prioritas.
Helen Gurley Brown
Tentukanlah apa prioritas puncak dalam pekerjaan dengan berpikir secara cermat untuk apa perusahaan mempekerjakan Anda. Banyak orang membuat kesalahan dengan bekerja keras untuk tiap tugas yang mereka hadapi, tanpa atau dengan sedikit sekali memperhitungkan pentingnya tugas-tugas itu. Pada akhir hari, mereka akan sangat kelelahan, sambil memuji diri sendiri karena semua pekerjaan sudah diselesaikan. Sayangnya, ada saja yang tanpa sadar sudah membelakangkan pekerjaan penting (important) dan mendesak (urgent). Penting saja, mungkin bisa saja bukan di uturan teratas, tapi urgent, sesuatu yang terkait dengan deadline, yang tak bisa tidak, ia didahulukan atau sesuatu yang buruk menghadangnya.
Letakkanlah surat-surat, memo-memo dan peringatan-peringatan tentang semua tugas lainnya yang menunggu dalam map-map dengan tanda prioritas A, B, dan C.
Alan Lakein, Konsultan Manajemen Waktu
Membahas soal fokus, bisa kita mengutip pendapat Eugene Grisham dalam Achievement Factor, buku best seller dunia itu. Ia bercerita tentang faktor-faktor sukses hasil wawancara bertahun-tahun dengan tokoh-tokoh sukses dunia. Kesimpulan buku itu cuma satu: “Untuk sukses besar dalam suatu bidang, apapun bidangnya, dibutuhkan waktu setidaknya sepuluh tahun dengan tetap berfokus pada bidang tersebut.”
Kami yakin benar dengan kesimpulan buku itu. Kami punya bukti, seorang yang cukup kami kenal, sejak lulus SMA, hidup dari berdagang dan tak pemah berpindah-pindah bidang usaha kecuali pada produk rumah tangga yang sangat digemari kaum ibu. Kenyataannya, tak sampai sepuluh tahun, ia sukses di bidang yang digelutinya. Itulah kekuatan fokus.
Bak air yang menetesi sebuah batu, setetes demi setetes; hari berganti hari, tahun berganti tahun, pada saatnya, kita akan terkaget-kaget melihat kenyataan bahwa batu tersebut telah menjadi cekung hanya karena tetesan air.
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PENGUSAHA
Definisi Pengusaha
J.B. Say seorang ekonom Peracis pada awal abad 19 dihargai secara umum dengan mengenali bahwa seorang pengusaha dalam masyarakat kapitalis adalah sumbu dan semua hal berbalik. Definisi terkini mengenai seorang pengusaha adalah: Orang yang membentuk ulang atau mevolusir pola produksi dengan memanfaatkan suatu penenmuan atau, secara lebih umum, sebuah kemungkinan teknologis yang belum pernah dicoba untuk rnenghasilkan suatu komoditi baru ataupun memproduksi suatu bentuk lama dengan cara baru. Tindakan ini akan membuka suatu sumber baru yang menyediakan bahan atau outlet baru untuk pro¬duk dengan mengorganisir ulang suatu industri
Apakah Anda memiliki atribut-atribut ini?
Pengerahan Diri
Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.
Pengasuhan Diri
Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya.
Orientasi pada Tindakan
Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
Energi Tingkat Tinggi
Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik.
Toleransi atas Ketidakmenentuan
Secara psikologis mampu menghadapi resiko
Beberapa isu kritis untuk dipertimbangkan
√ Kemampuan Sumber Finansial √ Ketrampilan-Ketrampilan Manajemen
√ Banyak Kontak √ Ketrampilan-Ketrampilan Teknis
√ Ketrampilan Komersial √ Kemauan untuk mendengar
(Anda temukan urutannya atau tidak. Yang kalah banyak dan itu sangat menyakitkan. Kemenangan yang diraih membuat semuanya layak diperjuangkan. )
Apakah Anda memiliki atribut-atribut ini?
1. Apakah Anda mendambakan keamanan dari kerumunan?
2. Apakah Anda beroperasi berdasar konsensus dan komite?
3. Apakah Anda mau memberi pengorbanan?
4. Apakah Anda merasa nyaman bekerja 6 atau 7 hari, 60-80 jam seminggu?
5. Apakah Anda mudah dikacaukan saat mengerjakan proyek khusus?
6. Apakah Anda siap untuk melakukan lebih dari yang dilakukan pesaing Anda?
7. Dapatkah Anda membuat keputusan penting?
8. Dapatkah Anda mengendalikan diri saat mereka di sekitar Anda tak lagi mampu?